Danau Toba Dicanangkan Sebagai Program Nasional Minapolitan
Simalungun (Sinar Indonesia Baru),
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mencanangkan kawasan Danau Toba sebagai pelaksanaan program nasional minapolitan memalui keterpaduan pembangunan dan pengembangan kawasan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Perairan Danau Toba punya potensi besar untuk dikembangkan.
Dalam rangka persiapan pelaksanaan program tersebut, Direktur Jendral (Dirjen) Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan bersama sejumlah pejabat penting pemerintah kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba, melaksanakan rapat koordinasi program minapolitan di Ruang Harunguan Kantor Bupati Simalungun di Pematang Raya, Rabu (27/7).
Rapat koordinasi tersebut dibuka Direktur Pengembagan Usaha Penangkapan Ikan (PUKI) Dirjen Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan Ir Bambang Sutejo MSi didampingi Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM diwakili Sekretaris Daerah Drs Ismail Ginting MSi, Kadis Peternakan dan Perikanan Simalungun Ir Sahat Hutauruk dan dihadiri beberapa perwakilan sejumlah Pemkab dikawasan Danau Toba. Direktur PUPI mengatakan, program minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis kawasan dan dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, dan berkualitas. Program minapolitan mendapat dukungan yang baik di daerah yang berada di kawasan Danau Toba.
Program minapolitan bertujuan untuk membangun dan meningkatkan produksi perikanan di kawasan Danau Toba tanpa merusak lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kalau kita menagkap ikan sedikit, lalu dikemas dengan baik sehingga harganya mahal. Apalagi memiliki local branding (produk unggulan) yang berlabel daerah. Melalui ini juga dapat mengenal daerah tersebut” cetus Bambang.
Di samping program minapolitan, Kementerian Kelautan dan Perikanan katanya juga mencanangkan program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN). “Kalau program minaploitan cenderung pada kegiatan ekonomi satu kawasan, PKN cenderung pada kegiatan sosial,” tandasnya.
Bambang mengungkapkan, selain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan, minopolitan juga membangun pusat pertumbuhan di tepi Danau Toba dan diharapkan Kabupaten Simalungun menjadi koordinatornya dan diikuti kabupaten lainnya (Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Karo, Dairi, dan Humbang Hasundutan).
Menurutnya, sasaran program minapolitan adalah para nelayan kecil dalam rangka meningkatkan kemampuan ekonominya dan untuk prngusaha menengah ke atas ditingkatkan jumlah dan kualitasnya. Sementara yang berperan sebagai penggerak perekonomian adalah Dinas Perikanan Kabupaten dan Provinsi. “Bila instansi ini tidak berperan, maka semua program ini tidak terlaksana,” tandasnya.
Untuk melaksanakan program minapolitan tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan saja melainkan turut melibatkan beberapa kementrian dan lembaga yang mempunyai program peningkatan pendapatan masyarakat terutama para nelayan dan pembudidayaan ikan termasuk pengolahnya.
Bambang juga mengatakan, untuk mendukung program minapolitan terlebih dahulu dibentuk kelompok kerja, master plant guna menentukan kawasan minapolitan di daerah. Dalam master plant itu akan melibatkan inventasi swasta dan masyarakat serta perbankan.
Sebelumnya, Sekda Drs Ismail Ginting Msi mengucapkan selamat datang kepada rombongan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ia mendukung kesiapan program minapolitan perikanan tangkap di Danau Toba sebagai program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sekaligus memberikan pengaturan dan kepastian tata ruang di daerah dalam rangka memberikan legalitas berusaha dan tahapan kelanjutan program.
Sekda berharap dengan adanya program minapolitan memiliki efek ganda di sektor ekonomi bagi masyarakat terutama dalam mendukung pariwisata di Danau Toba serta membuka lapangan kerja yang produktif bagi masyarakat. (JMG/n)
Dalam rangka persiapan pelaksanaan program tersebut, Direktur Jendral (Dirjen) Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan bersama sejumlah pejabat penting pemerintah kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba, melaksanakan rapat koordinasi program minapolitan di Ruang Harunguan Kantor Bupati Simalungun di Pematang Raya, Rabu (27/7).
Rapat koordinasi tersebut dibuka Direktur Pengembagan Usaha Penangkapan Ikan (PUKI) Dirjen Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan Ir Bambang Sutejo MSi didampingi Bupati Simalungun DR JR Saragih SH MM diwakili Sekretaris Daerah Drs Ismail Ginting MSi, Kadis Peternakan dan Perikanan Simalungun Ir Sahat Hutauruk dan dihadiri beberapa perwakilan sejumlah Pemkab dikawasan Danau Toba. Direktur PUPI mengatakan, program minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis kawasan dan dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, dan berkualitas. Program minapolitan mendapat dukungan yang baik di daerah yang berada di kawasan Danau Toba.
Program minapolitan bertujuan untuk membangun dan meningkatkan produksi perikanan di kawasan Danau Toba tanpa merusak lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kalau kita menagkap ikan sedikit, lalu dikemas dengan baik sehingga harganya mahal. Apalagi memiliki local branding (produk unggulan) yang berlabel daerah. Melalui ini juga dapat mengenal daerah tersebut” cetus Bambang.
Di samping program minapolitan, Kementerian Kelautan dan Perikanan katanya juga mencanangkan program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN). “Kalau program minaploitan cenderung pada kegiatan ekonomi satu kawasan, PKN cenderung pada kegiatan sosial,” tandasnya.
Bambang mengungkapkan, selain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan, minopolitan juga membangun pusat pertumbuhan di tepi Danau Toba dan diharapkan Kabupaten Simalungun menjadi koordinatornya dan diikuti kabupaten lainnya (Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Karo, Dairi, dan Humbang Hasundutan).
Menurutnya, sasaran program minapolitan adalah para nelayan kecil dalam rangka meningkatkan kemampuan ekonominya dan untuk prngusaha menengah ke atas ditingkatkan jumlah dan kualitasnya. Sementara yang berperan sebagai penggerak perekonomian adalah Dinas Perikanan Kabupaten dan Provinsi. “Bila instansi ini tidak berperan, maka semua program ini tidak terlaksana,” tandasnya.
Untuk melaksanakan program minapolitan tidak hanya dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan saja melainkan turut melibatkan beberapa kementrian dan lembaga yang mempunyai program peningkatan pendapatan masyarakat terutama para nelayan dan pembudidayaan ikan termasuk pengolahnya.
Bambang juga mengatakan, untuk mendukung program minapolitan terlebih dahulu dibentuk kelompok kerja, master plant guna menentukan kawasan minapolitan di daerah. Dalam master plant itu akan melibatkan inventasi swasta dan masyarakat serta perbankan.
Sebelumnya, Sekda Drs Ismail Ginting Msi mengucapkan selamat datang kepada rombongan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ia mendukung kesiapan program minapolitan perikanan tangkap di Danau Toba sebagai program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sekaligus memberikan pengaturan dan kepastian tata ruang di daerah dalam rangka memberikan legalitas berusaha dan tahapan kelanjutan program.
Sekda berharap dengan adanya program minapolitan memiliki efek ganda di sektor ekonomi bagi masyarakat terutama dalam mendukung pariwisata di Danau Toba serta membuka lapangan kerja yang produktif bagi masyarakat. (JMG/n)
Posted by situmorang
on Jumat, September 02, 2011.
Filed under
feature,
Sejarah Batak
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0