HIBURAN

Film Berbahasa Daerah Diminati

Film berbahasa daerah yang memotret realitas keseharian masyarakat diminati penonton sekaligus menjadi pengobat rindu masyarakat akan h...

20 Jul 2011 | 1 comments | Selengkapnya
TRADISI BATAK

Kalender Batak

Batihi Bata = kalender Batak. Halaan Bata artinya bintang Batak. Kalau menurut tata Bahasa Batak tidak boleh dikatakan par- halaan karena ...

25 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya

Paratur ni parhundulon

Paratur ni parhundulon berarti posisi duduk, ini adalah salah satu istilah dalam ritual adat Batak, yang kemudian dimaknakan dalam kehidupa...

25 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya

Urutan Pernikahan Adat Na Gok

1. Mangarisika.. Adalah kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadak...

25 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya

MENGENAL ULOS BATAK

Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya...

20 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya

Find Me

.

Penulis

Testing

BERITA

Promo Batak

Tari tortor Khas Batak di Pesta Parheheon Naposobulung HKBP

TRIBUN-MEDAN.com, BALIKPAPAN - Pesta parheheon naposobulung dan remaja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Gunung Malang, Minggu (24/7). A...

25 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya

Kisah Kampung Terlupakan di Opera Batak

Kisah 'Senandung Kampoeng Halaman' akan segera ditampilkan dalam Opera Batak. Nyanyian, drama dan tarian tradisional akan dikemas menjadi s...

20 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya
DALIHAN NA TOLU

Paratur ni parhundulon

Paratur ni parhundulon berarti posisi duduk, ini adalah salah satu istilah dalam ritual adat Batak, yang kemudian dimaknakan dalam kehidupa...

25 Jul 2011 | 0 comments| Selengkapnya
uperasds
TOKOH

Viky Sianipar, memadukan musik tradisonal Batak dengan musik modern

Demi menggugah masyarakat terhadap pelestarian Danau Toba melalui seni dan sekaligus juga menggali potensi seni Batak, Viky Sianipar, hadir...

21 Jul 2011 | Selengkapnya
KIRIMAN PEMBACA

Harus Bagaimana: Nikah Satu Marga

Nama : Novi Umur : 24 Profesi : Mahasiswi Kota : Bekasi Pertanyaan : Syalom. YTH Bapak Jarot, saya punya masalah dengan pacar saya. Kami ...

20 Jul 2011 | Selengkapnya
SENI

Album Batak – Simpatique Trio

Simpatique Trio | Pop batak terbaru, Album: Si Ganteng Dari Medan, 10 karya Naek M Siringoringo, SE. Personil Simpatique Trio : David P S...

21 Jul 2011 | Selengkapnya
MARGA BATAK

Sejarah Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama

Ompu Tuan Situmorang adalah anak dan Ompunta Siraja Lontung dan Ibunya Siboru Pareme. Siraja Lontung anak dan Tuan Saribu Raja dan Ibunya S...

25 Jul 2011 | Selengkapnya
WISATA

Daftar tempat pariwisata di Toba – Samosir

Air terjun Sigura-gura terkenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air dan sebagai Arena Arung Jeram Tingkat Internasional. Pusat Perbelan...

25 Jul 2011 | Selengkapnya
FOOTBALL

MENGENAL ULOS BATAK

Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya...

20 Jul 2011 | Selengkapnya
BASKETBALL

MENGENAL ULOS BATAK

Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya...

20 Jul 2011 | Selengkapnya
SWIMMING

MENGENAL ULOS BATAK

Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya...

20 Jul 2011 | Selengkapnya

Online Bussines

Batak Chat

Kunjungi

Realita Kemiskinan Perdesaan di Tapanuli

Belum lama ini Film Anak Sasada Diluncurkan

Ibarat gelombang yang menggulung, antusias masyarakat Batak mewarnai peluncuran film ‘Anak Sasada’ produksi Constellazione (CZ) Entertainment, Senin (27/6) ini. Budaya yang kian memudar pun seolah menemukan jalan untuk kembali pulang.

Indra Juli, Medan

Seperti anak yang menemukan mainannya, seluruh kru film berlomba mendatangi kotak-kotak karton dimana keping VCD film ‘Anak Sasada’ tiba di Jalan Karya Wisata Ujung Gang GSJA No.17 Medan Johor, Jumat (25/6). Tanpa berlama-lama, satu per satu keping VCD tadi dimasukkan ke dalam cover yang sudah disiapkan untuk peluncuran nantinya. Di tengah pengapnya ruangan tanpa kenal lelah tangan-tangan itu pun bekerja memenuhi 50 ribu cover yang sudah disiapkan sebelumnya.

Seperti semangat yang diperlihatkan malam itu, peluncuran film berlatar budaya Batak Toba garapan Pontyanus Gea ini pun mendapat apresiasi dari masyarakat. Bahkan menurut Prof DR Robert Sibarani MS, film ‘Anak Sasada’ merupakan keberanian yang patut diberi apresiasi. “Dari sinopsis yang saya dapatkan, sesuai dengan undang-undang kebudayaan mengenai identitas daerah, film ini patut didukung. Selama ini kita kan terbiasa menasional meskipun kebudayaan nasional itu tidak jelas. Tapi, film ini memuat nilai-nilai budaya yang memang mengakar,” ucap Robert yang dihubungi, Minggu (26/6).Terlebih dengan bahasa yang digunakan lanjutnya, film ini dapat memperkenalkan apa itu Batak Toba kepada etnis lainnya. Sehingga pemahaman terhadap masyarakat Batak Toba terjadi dengan penuh. Terlebih dengan realita kehidupan masyarakat Batak Toba yang diangkat dalam film berdurasi 60 menit ini. Untuk itu perlu sosialisasi yang lebih sehingga keberadaan film ini mengerucut di antara masyarakat Batak Toba yang berkisar lima juta orang di seluruh dunia.

“Berkaca pada film Naga Bonar yang menggunakan bahasa Indonesia tapi menonjolkan logat Batak yang sukses di pasaran. Film ini pasti dan layak dimiliki. Tidak karena unsur bahasa juga nilai-nilai budaya yang sudah jarang ditemui di era modernisasi saat ini. Perlu usaha intensif,” tambahnya.

Manguji Nababan SS dari Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nomensen Medan juga melihat keistimewaan lain yang membuat film Anak Sasada berbeda. Selain bahasa Batak Toba yang digunakan, film ini pun memiliki kata-kata bijak dan petuah sebagai filosofi yang pernah ada. “Seperti kata ‘tongging songon haraton tobu’ yang mengingatkan masyarakat akan proses kehidupan dimana semua diawali dari hal-hal yang tidak terlalu manis dahulu sebelum sampai ujung sebagai bagian dari buah tebu yang paling manis,” tuturnya.

Masih Manguji, begitu juga kata ‘iko pijakonmu do sian bonana’ atau peran Tulang yang diyakini pemberi berkat akan kehidupan yang baik di perantauan. Begitu juga filosofi merantau pada masyarakat Batak Toba untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ada juga kesan homofon pada kata ‘bandit’ sebagai kata benda dan ‘baddit’ sebagai kata sifat. Keunikan-keunikan yang tidak lagi banyak diketahui oleh masyarakat Batak Toba itu sendiri. “Film ini akan menjadi anjang sana dengan kata-kata yang arkais dalam bahasa Batak Toba. Kearifan-kearifan local itu pun akan sangat mendukung komunitas Batak lebih berkembang,” tegas Manguji.

Seperti disampaikan Pimpinan Produksi ‘Anak Sasada’ Emilia Sarumaha, film hasil besutan sutradara Pontyanus Gea ini sementara masih diedarkan di 15 kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) dan dua provinsi lain. Peredaran di daerah lain akan dilakukan dua minggu setelah peluncuran. “Anak Sasada diproduksi dalam bentuk VCD dan didistribusikan melalui distributor di tiap kabupaten/kota. Selain di Sumut, film ini juga diedarkan di Sumatera Barat, Riau, dan Jakarta. Pendistribusian dilakukan secara bertahap dan kami berharap menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” jelas Emilia Sarumaha.

Masyarakat yang ingin mendapatkan film ini dapat menghubungi distributor di masing-masing daerah. Untuk Medan dan sekitarnya dapat menghubungi 082161058540. Wilayah Deliserdang dan Serdang Bedagai didapatkan melalui Agus Surbakti (082168744217) dan Sibolangit melalui Bisma (081375658001). Dairi dan Pakpak Bharat (Harianja, 082168920770), Humbang Hasundutan (Juandi Nababan, 081396480097), Karo (Jupiter Sinulingga, 081362149123), Labuhanbatu dan Rantau Prapat (M. Rangkuti, 081396789867), Simalungun (Rinto Situmeang, 085261190866).

Di Tapanuli Selatan masyarakat dapat menghubungi F. Daely (081370317522), Tapanuli Tengah dan Sibolga (Ama Nidar, 081274589031), Tapanuli Utara (D. Hutapea, 081361717704), Toba Samosir dan Tobasa (Harianja, 082168920770). Sementara itu di Sumatera Barat dan Riau, film Anak Sasada diperoleh melalui H. Hasan (081365585678).

Film Anak Sasada dalam dialog bahasa Batak Toba menggambarkan realitas kemiskinan perdesaan di Tapanuli melalui tokoh Sabungan. Ia meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ternyata tanah perantauan tak seperti dugaan. Sabungan terlibat masalah dengan kelompok bandit dan menjumpai nasib tragis. Pontyanus Gea cakap mengemas skenario yang ditulis budayawan Thompson HS. Meski ia sedikit kesulitan mengarahkan pemain karena tak semua pemain berdarah Batak Toba. Bahkan sebagian pemain berdarah Batak Toba pun terlihat kesulitan mengucapkan dialog. Kesulitan bahasa ini dipecahkan dengan menggandeng Batakolog, Manguji Nababan, sebagai penyelaras bahasa. (*)

Posted by situmorang on Rabu, Juli 20, 2011. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for Realita Kemiskinan Perdesaan di Tapanuli

Leave comment

Photo Gallery

Designed by Solaranlagen | with the help of Bed In A Bag and Lawyers